Info Komunitas
Rabu, 15 Jan 2025
  • Selamat Datang di Portal Komunitas Penggiat Epidemiologi Indonesia
27 Juli 2023

Jenis-Jenis Skala Pengukuran

Kamis, 27 Juli 2023 Kategori : Metode Penelitian

Jenis-Jenis Skala Pengukuran
Oleh Shinta Octa Lyana

Skala pengukuran dipakai untuk melakukan klasifikasi terhadap variabel yang akan diukur, hal ini bertujuan agar tak terjadi kesalahan dalam analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Skala pengukuran dipakai untuk menggambarkan sifat informasi dalam nilai pada suatu variabel, menghubungkan nilai-nilai tersebut satu sama lain, sehingga tingkat pengukuran bisa digunakan untuk menggambarkan informasi dalam nilai-nilai tersebut.

Pengertian skala pengukuran menurut beberapa ahli :

  • Ramli (2011) berpendapat bahwa skala pengukuran adalah kesepakatan yang dipakai untuk menentukan panjang pendek interval pada alat ukur.
  • Sugiyono (2012) mengatakan bahwa adalah sebuah kesepakatan untuk menentukan panjang pendek interval dalam alat ukur agar bisa digunakan dalam pengukuran untuk menghasilkan data kuantitatif.
  • Imam Ghozali (2005) berpendapat merupakan proses meletakkan simbol dan angka pada karakter yang sesuai dengan prosedur yang telah diakui dan ditetapkan.
  • Lien berkata pengukuran adalah data yang dikumpulkan memakai alat ukur yang memiliki keakuratan objektif dan diperlukan untuk analisis dan interpretasi.

Jenis-Jenis Skala Pengukuran yang biasanya digunakan dalam penelitian epidemiologi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala paling lemah diantara skala pengukiran lainnya, dikarenakan skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama. Pemberian angka atau simbol pada skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidaknya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Pemberian angka hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apapun. Skala ini disebut juga skala atau data kategorik, karena diperoleh dengan cara mengelompokkan atau kategorisasi.

Pengkategorisasian skala nominal bisa memiliki sifat mutually exclusive dan totally
exclusive
. Pengertian mutually exclusive adalah tidak ada satu pun obyek yang dapat dikelompokkan ke dalam lebih dari satu ketegori. Sedangkan totally exclusive
merupakan setiap obyek dapat dikelompokkan ke dalam lebih dari satu kategori.
(Bernstein & Bernstein, 1999).

Secara statistik, dalam skala nominal yang bisa dikuantifikasikan adalah jumlah unit atau kasus dalam satu kelompok, maka untuk mengukur sifat sentralitas data (tendensi sentral) hanya bisa digunakan modus, dalam arti skala nominal tidak bisa menggunakan meanuntuk menggambarkan rata-rata. Begitu pula karena sifatnya, maka dalam skala nominal tidak bisa mengukur sebaran data (standar deviasi, varian). Skala nominal memiliki kelebihan yakni data tersebut mudah diolah dan dijawab. Namun, informasi yang diperoleh tidak mendalam dan tidak dapat membedakan masing-masing data secara kuantitatif, serta perhitungan statistik yang bisa dilakukan hanyalah proporsi atau persentase.

2. Skala Ordinal

Skala ordinal disebut juga skala berjenjang. Skala ini digunakan untuk mengklasifikasikan objek yang terdiri dari katagori-katagori berdasarkan jenjang atau tingkatan tanpa memperhatikan jarak antar klasifikasi yang satu dengan lainnya. Setiap katagori diberi simbol menurut jenjang atau ranking. Hubungan antara katagori yang satu dengan lainnya dinyatakan dengan kata lebih tinggi, lebih jauh, lebih cepat, dan sebagainya. Untuk mengklasifikasi objek atau hasil pengumpulan data digunakan bilangan atau angka sebagai simbol. Namun, bilangan sebagai simbol yang menunjukkan klasifikasi tersebut menunjukkan adanya tingkatan atau jenjang. Bilangan atau angka tersebut tidak dapat dilakukan penjumlahan, pengurangan, pengkalian, atau juga pembagian. Contohnya pengelompokkan 100 pasien DM ke dalam obesitas, overweight, normal, dan underweight; atau pengelompokkan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada karyawan menjadi sangat patuh, patuh, dan tidak patuh. Sementara itu data jenis kelamin (pria dan wanita) tidak dapat dikatakan ordinal karena tidak ada hubungan lebih besar atau kecil antara keduanya. Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga dapat menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya melainkan berdasar pada jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.

3. Skala Interval

Skala interval adalah skala yang digunakan untuk menunjukkan adanya pengelompokan data yang mempunyai besaran dan jarak (interval)  yang sama. Selain itu, skala interval mempunyai besaran yang berkelanjutan (kontinum), terukur dan menggunakan angka nol menurut konvensi (arbitrary) bersifat relatif.  Data skala interval diperoleh dengan cara pengukuran (bukan kategorisasi). Dengan demikian ciri-ciri data skala interval adalah tidak ada kategorisasi dan tidak dapat dilakukan operasi matematika. Contohnya skala hasil pengukuran temperatur atau suhu.

4.  Skala Rasio

Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai
rentangan/jarak yang konstan. Skala rasio pada dasarnya sama dengan skala interval. Perbedaannya, angka nol pada skala rasio mempunyai sifat mutlak (absolut). Angka 0 (nol) adalah murni, yang berarti tidak ada sama sekali atau kosong. Angka-angka pada skala rasio ini mempunyai jarak satuan yang sama. Rasio berarti perbandingan, yang memungkinkan angka-angka pada alat ukur yang berskala rasio dapat dibandingkan secara teliti. Contohnya alat ukur panjang (meteran), stop watch dan timbangan berat. Benda yang beratnya 10 kilogram, pasti dapat dikatakan dua kali lipat berat benda lain yang beratnya 5 kilogram. Karena sifat skala rasio hampir sama dengan skala interval, maka teknik analisis statistika yang digunakan pada data berskala interval berlaku juga untuk data yang berskala rasio (Budiwanto: 2014).

Demikianlah pembahasan mengenai Jenis-Jenis Skala Pengukuran, artikel lainnya dapat dilihat di www.epidemiolog.id

Referensi

  • Junaidi. 2015. Memahami Skala – Skala Pengukuran. Jambi.
  • Dahri, Muhammad. Jenis Variabel dan Skala Pengukuran, Perbedaan Statistik Deskriptif dan inferensial, dan Statistik Parametrik dan Non Parametrik.
  • Budiwanto, Setyo. 2017. Metode Statistika Untuk Mengolah Data Keolahragaan. Malang.
  • Misbach, Irwan. 2013. Pengukuran Dalam Penelitian Sosial : Menghubungkan Konsep Dengan Realitas. Makasar : Jurnal Berita Sosial.

    Ditinjau oleh: Andika Wirawan

Tulisan Lainnya

Oleh : epidemiolog.id

Kajian Pustaka

Oleh : epidemiolog.id

Hipotesis Penelitian

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

Pengumuman

www.epidemiolog.id

Take Your Epidemiological Skills to The Next Level

NSPN : Since March, 2019
Makassar-Manado-Minut
TELEPON 087884562567
EMAIL admin@epidemiolog.id
WHATSAPP 087884562567