Info Komunitas
Jumat, 11 Okt 2024
  • Selamat Datang di Portal Komunitas Penggiat Epidemiologi Indonesia
11 Mei 2023

Teori Kriteria Hill Epidemiologi

Kamis, 11 Mei 2023 Kategori : Epidemiology Insight

Teori Kriteria Hill Epidemiologi
Penulis: Annisa Nabila Rahma

Teori Kriteria Hill Epidemiologi merupakan sekelompok teori untuk mendukung hubungan antara sebab dan akibat dalam suatu penelitian di bidang epidemiologi kesehatan masyarakat. Kriteria Hill ini diciptakan oleh ahli epidemiologi Inggris Sir Austin Bradford Hill pada tahun 1965 melalui artikel prosiding yang berjudul “The Environtment and Disase: Association or Causation?”.

Terdapat 9 Teori Kriteria Hill Epidemiologi yaitu:

  • Strength of Association (Kekuatan Hubungan)

Besarnya angka dapat menunjukkan hubungan antara paparan atau sebab dengan kejadian suatu penyakit. Semakin kuat hubungan dapat ditunjukkan dengan angka yang dihasilkan semakin besar sehingga hubungan tersebut bersifat kausalitas. Kekuatan hubungan antara pajanan dan kejadian penyakit dapat dilihat dari nilai RR Resiko Relatif), OR (Odds Ratio), dan nilai p masing-masing studi.

  • Consistency of the Observed Association (Konsisten)

Suatu hasil penelitian memiliki nilai konsisten jika dilaksanakan pada waktu, tempat, populasi, dan juga peneliti yang berbeda. Selain itu, desain penelitian yang dipakai juga harus berbeda. Kriteria konsistensi bersifat mutlak untuk menunjukkan sebuah penelitian bersifat kausalitas (berhubungan)

  • Specifity (Spesifitas)

Paparan yang semakin spesifik menyebabkan penyakit tertentu akan menunjukkan semakin kuatnya hubungan antara paparan dengan suatu kejadian penyakit. Satu paparan atau penyebab ditujukan hanya untuk satu penyakit agar bersifat kausalitas

  • Temporality (Hubungan temporal)

Suatu faktor atau penyebab atau paparan harus berlangsung atau ada sebelum terjadinya suatu penyakit sehingga dapat bersifat kausalitas.

  • Biological Gradien (Respon Dosis)

Kriteria ini dapat juga disebut dengan dose-response relationship. Besar kecilnya dosis obat atau intervensi atau paparan yang diberikan kepada efek akan menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara paparan dan efek yang dihasilkan.

  • Biological Plausibility (Kelayakan Biologis)

Hubungan kausalitas antara paparan dan efek harus dapat dijelaskan secara biologis. Hubungan tersebut harus dapat dijelaskan secara runtut sehingga dapat menimbulkan suatu kejadian penyakit.

  • Coherence (Koherensi)

Hubungan antara paparan dan efek yang terjadi dapat dibuktikan sesuai dengan fakta dan logika mengenai penyakit tersebut. Sebuah penelitian dapat dikatakan koheren atau bertalian apabila penelitian tersebut tidak bertentangan dengan fakta atau kenyataan yang sudah terjadi secara umum

  • Experimental Evidence (Bukti Percobaan)

Suatu penelitian yang menggunakan desain penelitian eksperimental dapat menmbuktikan hubungan kausalitas melalui medical record trial, intervensi, dan studi pada hewan. Kemungkinan kausalitas yang dihasilkan akan semakin kuat apabila menggunakan desain penelitian eksperimental ini.

  • Analogy (Analogi)

Hubungan kausalitas yang sudah dapat dibuktikan sebelumnya dengan kondisi yang relative sama dapat dianalogikan memiliki tingkat kausalitas yang sama jika memiliki karakteristik yang hampir sama (Hill, 1965).

Demikianlah Teori Kriteria Hill Epidemiologi yang biasa digunakan dalam penelitian epidemiologi

DAFTAR PUSTAKA

Hill, S. A. B. (1965). Section of Occupational Medicine The Environment and Disease: Association or Causation?

Ditinjau oleh: Andika, S.KM., M.Epid

Baca Juga: Epidemiologi Komunitas, Epidemiologi Lapangan, Epidemiologi Klinik

Tulisan Lainnya

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

Pengumuman

www.epidemiolog.id

Take Your Epidemiological Skills to The Next Level

NSPN : Since March, 2019
Makassar-Manado-Minut
TELEPON 087884562567
EMAIL admin@epidemiolog.id
WHATSAPP 087884562567