Info Komunitas
Kamis, 06 Feb 2025
  • Selamat Datang di Portal Komunitas Penggiat Epidemiologi Indonesia
17 Januari 2025

Aedes ber – Wolbachia : Langkah Baru Untuk Mengendalikan DBD

Jumat, 17 Januari 2025 Kategori : Artikel

Aedes berWolbachia : Langkah Baru Untuk Mengendalikan DBD

Penulis: Berliana Iftitah, Amd.Kes

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp. betina. Di Indonesia, kasus DBD hampir ditemukan di seluruh kabupaten dan kota. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2022, terdapat sekitar 143.000 kasus DBD dengan angka kejadian tertinggi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah merumuskan strategi nasional penanggulangan DBD yang terdiri dari 6 (enam) strategi. Salah satu strategi yang digunakan adalah surveilans vektor melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang melibatkan partisipasi masyarakat. Namun, hasil survei menunjukkan sebanyak 63% desa di Indonesia masih beresiko terhadap DBD. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem surveilans yang dilakukan masih belum optimal, disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya fasilitas kesehatan yang mendukung. 

Sebagai upaya terobosan untuk menurunkan angka kasus dengue, pemerintah telah mengembangkan pengendalian nyamuk Aedes Aegypti dengan menggunakan bakteri Wolbachia. Penelitian mengenai nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan sejak tahun 2011 di Yogyakarta bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), World Mosquito Program (WMP), dan Yayasan Tahija. Hasil implementasi teknologi ini menunjukkan penurunan angka insiden berhasil turun dibawah standar WHO yakni 1,94 per 100.000 pada Juli 2023. Bakteri Wolbachia adalah bakteri yang umum ditemukan pada berbagai spesies serangga, termasuk nyamuk, kupu-kupu, dan capung. Bakteri ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan virus dengue yang berada pada nyamuk Aedes sp. dan dapat diturunkan ke generasi berikutnya melalui perkawinan. Metode ini bersifat natural (alami) dan self – sustaining (berkelanjutan), serta berdasarkan penelitian UGM dan WMP, bakteri Wolbachia tidak menyebabkan risiko penyakit atau pencemaran lingkungan. 

Pengendalian menggunakan bakteri Wolbachia dianggap aman dan efektif, karena merupakan metode pengendalian biologis yang tidak menyebabkan resistensi pada nyamuk. Seringkali, pengendalian kimia seperti fogging tidak dilakukan sesuai dosis yang tepat, dan masyarakat juga memilih cara praktis untuk mengendalikan nyamuk dengan menggunakan pestisida yang dijual di pasaran. Perlu diketahui bahwa fogging hanya dapat mematikan nyamuk dewasa dan tidak mengatasi telur-telurnya. Jika tempat berkembang biak nyamuk tidak dikelola dengan baik, maka populasi nyamuk akan terus ada, menjadikan metode fogging kurang efektif. Oleh karena itu, pengendalian nyamuk harus dilakukan secara terpadu, menggabungkan metode fisik, kimia, dan biologi, untuk tujuan saling melengkapi kekurangan masing – masing metode. Nyamuk Aedes ber-Wolbachia merupakan metode yang efektif karena dapat berkelanjutan secara mandiri, Namun, penerapannya mungkin membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena faktor sumber daya dan anggaran. Maka dari itu, partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk tetap perlu untuk ditingkatkan. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka kasus DBD dapat ditekan dan kesehatan masyarakat dapat terjaga.

Referensi : 

Grehenson, G. (2023) Pakar UGM : Nyamuk Wolbachia Aman Bagi Manusia dan Mampu Menurunkan Kasus DBD. Available at: https://ugm.ac.id/id/berita/pakar-ugm-nyamuk-wolbachia-aman-bagi-manusia-dan-mampu-menurunkan-kasus-dbd/#:~:text=Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes,bahaya dapat diabaikan%2C” katanya.

Humas RSDS (2023) Kenalan Dengan Wolbachia : Si Pengendali DBD. Available at: https://rsudsoeselo.tegalkab.go.id/berita/kenalan-dengan-wolbachia-untuk-kendalikan-kasus-dbd.

Kementrian kesehatan Republik indonesia (2022) Laporan Tahunan 2022 : Demam Berdarah Dengue. Available at: https://p2p.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/06/FINAL_6072023_Layout_DBD-1.pdf.

Redaksi Sehat Negeriku (2023) Bakteri Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD. Available at: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20231130/0544359/bakteri-wolbachia-turunkan-kematian-akibat-dbd/.

World Mosquito Program (no date) Wolbachia. Available at: https://www.worldmosquitoprogram.org/en/work/wolbachia-method/how-it-works?utm_source=google&utm_medium=cpc&utm_campaign=21753212084_168758813435&utm_content=715045311787&utm_term=world mosquitoprogram&gad_source=1&gclid=Cj0KCQiA4fi7BhC5ARIsAEV1Yiavyc7j-EFPZ9mDoVXqgKXhhdH8odNWj1YWp_OjFzzt_fWCHXlHwskaAnQYEALw_wcB#

Demikianlah artikel Aedes berWolbachia : Langkah Baru Untuk Mengendalikan DBD, Baca Juga artikel lainnya pada link berikut:

Kenali Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Gejala, Penyebab dan Cara Pencegahannya

Tren Epidemiologi Terkini dalam Menghadapi Pandemi dan Endemi di Era Modern

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

Ditinjau Oleh : Andika, SKM., M.Epid

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

Pengumuman

www.epidemiolog.id

Take Your Epidemiological Skills to The Next Level

NSPN : Since March, 2019
Makassar-Manado-Minut
TELEPON 087884562567
EMAIL admin@epidemiolog.id
WHATSAPP 087884562567