Sebelum melakukan sebuah penelitian, kita perlu melakukan Identifikasi dan Prioritas Masalah Penelitian Epidemiologi.
Identifikasi masalah merupakan langkah untuk menemukan persoalan yang terjadi, yang menimbulkan sebuah pertanyaan dan mendorong untuk dilakukan sebuah penelitian. Namun tidak semua masalah dapat diangkat dalam sebuah penelitian. Menurut Hulley dan Cummings, syarat masalah dapat dikatakan layak untuk diteliti antara lain:
F = Feasible (mampu untuk dilaksanakan)
Masalah masih dalam jangkauan kemampuan, seperti memiliki subjek penelitian, terdapat dana, waktu, dan keahlian yang memadai.
I = Interesting (menarik)
Masalah tersebut menarik untuk diteliti bagi peneliti sehingga peneliti tertarik untuk mengembangkan, serta menarik untuk orang lain sehingga orang lain tertarik untuk membaca dan memahami.
N = Novel (memberi sesuatu yang baru)
Penelitan dapat membenarkan, melengkapi, memperbaiki, ataupun membantah penelitian sebelumnya serta memberi sesuatu yang baru.
E = Ethical (Etis)
Penelitian tidak bertentangan dengan etika.
R = Relevant (relevan)
Penelitian hendaknya penting untuk dasar penelitian selanjutnya, relevan dengan dunia pengetahuan dan kemajuan ilmu, serta relevan untuk memecahkan masalah di lapangan
Sementara itu, terkadang kita menemukan lebih dari satu masalah atau persoalan kesehatan yang tejadi. Masalah-masalah yang kita temukan juga terkadang memiliki keterbatasan dalam penanganannya. Untuk itu, perlu dilakukan penentuan masalah yang dijadikan prioritas, sehingga nantinya dapat dilakukan intervensi yang tepat dalam upaya penanganannya.
Terdapat beberapa metode untuk menentukan prioritas masalah dalam penelitian epidemiologi, antara lain:
Metode delphi dan delbecq dilakukan apabila tidak terdapat data kuantitatif atau hanya tersedia data kualitatif/semi kualitatif. Metode delphi dan delbecq dilakukan secara skoring kualitatif. Kriteria yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah yaitu berdasarkan kegawatan permasalahan tersebut menurut para ahli, seperti:
Metode delphi dilakukan secara diskusi terbuka dan mendalam pada sebuah pertemuan khusus. Para ahli mengemukan pendapatnya mengenai permasalahan kesehatan yang ada serta pendapatnya mengenai seberapa seriusnya maslah tersebut. Diskusi dilakukan hingga menemukan kesepakatan mengenai permasalahan kesehatan yang dijadikan prioritas. Kemudian para ahli mengemukakan ide atau alternatif penyelesaian masalah-masalah kesehatan tersebut. Kelebihan metode ini yaitu adanya diskusi terbuka dan mendalam dari para ahli namun terdapat kemungkinan ahli yang dominan dapat mempengaruhi ahli lain yang kurang dominan.
Metode delbecq dilakukan dengan perhitungan suara secara tertutup oleh sekelompok orang dengan keahlian berbeda. Sebelum dilakukan penentuan prioritas, dilakukan sebuah penjelasan dan pemahaman terlebih dahulu untuk menyamakan persepsi. Peserta kemudian menentukan prioritas masalah melalui skoring berdasarkan kriteria dari masalah-maslaah yang sudah ditentukan. Kemudian hasil skoring dikembalikan kepada para peserta dan dilakukan penilaian ulang dengan cara yang sama sehingga menghasilkan kesamaan pendapat.
Metode CARL yaitu penentuan prioritas masalah kesehatan dengan cara skoring pada data kualitatif dengan kriteria:
C = Capability (Kemampuan sumber daya)
A = Assebility (Mudah atau tidak untuk diatasi)
R = Readiness (Kesiapan dari sumber daya manusia, masyarakat sasaran, dana, waktu, keahlian)
L = Leverage (Pengaruh masalah yang satu dengan yang lain)
Setelah masalah diidentifikasi, kemudian peserta melakukan skoring masalah berdasarkan kriteria untuk menentukan urutan prioritas. Skoring menggunakan nilai ordinal, misal 1-5. Semakin tinggi nilai, berarti masalah tersebut memiliki prioritas semakin tinggi. Nilai akhir diperoleh dari perkalian antara kriteria C x A x R x L agar menghasilkan nilai akhir yang kontras dan tidak terjadi keraguan apabila memiliki selisih yang tipis antar masalah. Berikut contoh dari table perhitungan metode CARL.
Masalah | Responden | Skoring | Hasil Perkalian | Total | Ranking Prioritas | |||
C | A | R | L | |||||
DBD | 1 | 3 | 3 | 2 | 3 | 54 | 378 | II |
2 | 4 | 3 | 3 | 4 | 144 | |||
3 | 3 | 3 | 4 | 5 | 180 | |||
TBC | 1 | 4 | 4 | 3 | 4 | 192 | 348 | III |
2 | 1 | 2 | 2 | 3 | 12 | |||
3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 144 | |||
Diare | 1 | 5 | 4 | 4 | 4 | 320 | 764 | I |
2 | 5 | 3 | 4 | 5 | 300 | |||
3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 144 |
Metode Hanlon yaitu penentuan prioritas masalah Kesehatan pada data kuantitatif dengan melakukan skoring pada kriteria:
A = Magnitude
Besarnya masalah seperti berapa % penduduk yang menderita masalah tersebut, pengeluaran biaya yang diperlukan, kerugian akibat masalah tersebut.
B = Emergency
Tingkat kegawatan maslah, misal : tingkat mortalitas, morbiditas
C = Causability
Kemudahan penanganan masalah berdasarkan ketersedian sumber daya (waktu, biaya, sarana)
D = Faktor PEARL, yaitu:
P= Propariatness, kesesuaian dengan prioritas berbagai kebijakan, program, atau organisasi
dan instansi terkait
E = Economic feasibility, kelayakan dari segi ekonomi
A = Acceptability, penerimaan masyarakat dan instansi terkait
R = Resource avaibility, kemampuan sumber daya seperti tenaga,sarana prasarana, waktu
L = Legality, dukungan dari aspek hukum seperti UU, Perpu, Juknis, dll
Skoring dilakukan menggunakan nilai ordinal, misal 1-10. Semakin tinggi skor berarti masalah tersebut semakin diprioritaskan. Untuk skoring faktor PEARL menggunakan skor antara 1 dan 0, yaitu Ya = 1, tidak = 0. Hasil akhir diperoleh dari perkalian skoring kriteria A x B x C x D.
Metode PAHO yaitu skoring penentuan prioritas masalah kesehatan yang dilakukan oleh pakar pada kriteria:
Magnitude : | Banyak penduduk yang menderita penyakittersebut, bisa dilihat dari angka prevalensi |
Severity : | Beratnya kerugian yang timbul, dilihat dari Case Fatality Rate (CFR) |
Vulnerability : | Tersedianya sumber daya, seperti obat yang efektif, infrastruktur yang mendukung |
Community and Political Concern : | Dukungan dan kepedulian dari pemerintah dan masyarakat |
Affordability : | Kemampuan dari segi dana |
Skoring dilakukan dengan memberi skor 1-5 untuk tiap kriteria pada tiap masalah. Kemudian skor tiap kriteria dikalikan dan memperoleh nilai akhir yang digunakan sebagai penentuan urutan prioritas masalah.
Demikianlah pembahasan terkait Identifikasi dan Prioritas Masalah Penelitian Epidemiologi, temukan artikel lainnya hanya di www.epidemiolog.id
Derajat Kesehatan Menurut Hendrik L Blum
Manajemen Data Epidemiologi
Ukuran-Ukuran Epidemiologi
[…] Studi Deskriptif dan AnalitikIdentifikasi dan Prioritas Masalah Penelitian EpidemiologiDerajat Kesehatan Menurut Hendrik L […]
[…] Identifikasi dan Prioritas Masalah Penelitian EpidemiologiDerajat Kesehatan Menurut Hendrik L BlumManajemen Data Epidemiologi […]
Tinggalkan Komentar