Mengenal Konsep Wabah dan KLB, Hanya 4 Kasus, Mengapa Polio Ditetapkan sebagai KLB? yuk temukan jawabannya pada artikel berikut ini.
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada kuartil awal tahun 2023, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita adanya KLB polio di Indonesia. Terdapat 3 kasus polio jenis VDP2 yang dilaporkan di Aceh dan 1 kasus di Jawa Barat. Pemerintah pun merespons hal tersebut dengan menyelenggarakan sub-PIN polio (sub pekan imunisasi nasional polio), yakni pemberian vaksin polio kepada balita secara serentak, terutama di daerah terdampak. Sementara itu, muncul pertanyaan di kalangan masyarakat: mengapa hanya dengan 4 kasus polio di seluruh Indonesia pemerintah menetapkan status KLB?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel Mengenal Konsep Wabah dan KLB ini akan menjelaskan konsep dari wabah dan KLB. Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010, KLB merupakan timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. Wabah sendiri didefinisikan sebagai kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa wabah merupakan perluasan KLB yang memiliki dampak lebih luas dan parah.
Selain itu, pada peraturan ini dijelaskan pula kriteria penetapan status KLB pada suatu daerah. Suatu daerah akan menerima status KLB jika memenuhi salah satu dari kriteria berikut ini:
Dilansir dari situs kompas.com, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu menyatakan bahwa polio ditetapkan sebagai KLB karena sebelumnya Indonesia sudah mencapai eradikasi polio sehingga penambahan 1 kasus polio saja sudah ditetapkan sebagai KLB.
Endemi, Epidemi, dan Pandemi
Mengenal Konsep Wabah dan KLB erat kaitannya dengan istilah endemi, epidemi, dan pandemi. Bahkan, penggunaan istilah tersebut kadang tertukar satu sama lain. Berdasarkan WHO (World Health Organizations), endemi merupakan penyakit menular yang memiliki pola kejadian relatif stabil di wilayah geografis tertentu atau kelompok populasi dan ditandai dengan prevalensi dan kejadian yang relatif tinggi. Dengan kata lain, penyakit endemis merupakan penyakit menular yang sudah biasa terjadi di suatu wilayah. Peningkatan jumlah kasus penyakit menular endemis atau timbulnya penyakit menular yang sebelumnya belum pernah ada di suatu wilayah merupakan KLB yang jika meluas akan menjadi wabah. Sementara itu, wabah dapat menjadi epidemi dan pandemi. Epidemi merupakan peningkatan jumlah kasus penyakit menular di atas ekspektasi normal secara tiba-tiba pada suatu populasi atau wilayah. Pandemi merupakan epidemi yang menyebar pada beberapa negara yang berdampak pada orang dalam jumlah yang besar.
Berdasarkan pola persebarannya, epidemi dapat dikategorikan menjadi common source epidemics, propagated epidemics, dan mixed epidemics. Common source epidemics merupakan epidemi yang terjadi ketika semua kelompok orang terpapar agen dari sumber yang sama. Propagated epidemics merupakan epidemi yang terjadi karena transmisi antar orang, umumnya melalui kontak langsung. Sementara itu, mixed epidemics merupakan perpaduan antara common source epidemics dan propagated epidemics.
Memetik Pelajaran dari Wabah di Masa Lalu
Perjalanan kehidupan manusia di bumi tidak lepas dari adanya wabah, bahkan telah menjadi penanda dalam sejarah kehidupan manusia. Selain polio, beberapa penyakit menular lainnya telah menimbulkan epidemi dan pandemi sehingga memakan banyak korban jiwa. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari wabah tersebut.
Tabel 1. Wabah yang Pernah Terjadi di Dunia
Nama Wabah | Dampak |
The Antonine Plague (165–180) | 5–10 juta orang meninggal dunia di Kerajaan Roma |
The Plague of Justinian (541–549) | 15–100 juta orang meninggal dunia di Kerajaan Bizantium |
Japanese Smallpox (735–737) | 2 juta orang meninggal dunia |
The Black Death (1346–1353) | Lebih dari 25 juta orang meninggal dunia |
Mexico Smallpox (1520) | 5–8 juta orang meninggal dunia |
Cocoliztli (1545–1548, 1576–1580) | 7–17,5 juta orang meninggal dunia di Mexico |
Italian Plague (1629–1631) | 1 juta orang meninggal dunia |
Naples Plague (1656–1658) | 1,25 juta orang meninggal dunia |
Persian Plague (1772–1773) | 2 juta orang meninggal dunia |
Pandemi Kolera (1846–1860) | Lebih dari 1 juta orang meninggal dunia |
Pandemi PES ke-3 (1855–1960) | 12–15 juta orang meninggal dunia |
Russian Influenza (1889–1890) | 1 juta orang meninggal dunia |
Pandemi Influenza A H1N1 (1918–1920) | 17–100 juta orang meninggal dunia |
Epidemi Tifus Rusia (1918–1922) | 2–3 juta orang meninggal dunia |
Pandemi Influenza A H2N2 (1957–1958) | 1–4 juta orang meninggal dunia |
Pandemi Influenza A H3N2 (1968–1969) | 1–4 juta orang meninggal dunia |
Pandemi HIV/AIDS (1981–sekarang) | 40,1 juta orang meninggal dunia (per 2021) |
Epidemi SARS (2002–2003) | 774 orang meninggal dunia |
Epidemi MERS (2012–sekarang) | 866 orang meninggal dunia (per 2020) |
Pandemi COVID-19 (2019–sekarang) | 6,7–28,1 juta orang meninggal dunia |
Wabah akan selalu hidup berdampingan dengan manusia. Di sisi lain, besarnya dampak akibat wabah yang terjadi di suatu wilayah atau di dunia telah membawa banyak pelajaran baik bagi manusia untuk mempersiapkan wabah selanjutnya. Manusia hendaknya mempersiapkan ketahanan yang lebih kuat lagi, terutama dari aspek preventif, yakni dengan membiasakan gaya hidup sehat untuk menguatkan imunitas. Selain itu, dari aspek kuratif, resiliensi fasilitas pelayanan kesehatan harus diperkuat. Tenaga kesehatan senantiasa sigap dalam mengantisipasi wabah. Teknologi juga harus diperbaharui untuk mempersiapkan ketahanan menghadapi wabah.
Demikianlah artikel Mengenal Konsep Wabah dan KLB, temukan artikel lainnya hanya di www.epidemiolog.id
REFERENSI
Aida, N. R. (2022) Hanya 1 Kasus Ditemukan, Mengapa Polio Ditetapkan KLB? Ini Alasannya, Kompas.com. Available at: https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/21/143000065/hanya-1-kasus-ditemukan-mengapa-polio-ditetapkan-klb-ini-alasannya?page=all (Accessed: 03 June 2023).
Beaglehole, R., Bonita, R. and Kjellström, T., 1993. Basic epidemiology (pp. 133-142). Geneva: World Health Organization.
Dicker, R.C., Coronado, F., Koo, D. and Parrish, R.G., 2006. Principles of epidemiology in public health practice; an introduction to applied epidemiology and biostatistics.
Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, WHO and UNICEF (2023) Kejadian Luar Biasa (KLB) Virus Polio Jenis cVDPV2 di Indonesia. Laporan Situasi 8–15 Maret 2023. issue brief. WHO.
English, E. (2023) An Illustrated History of The World’s Deadliest Epidemics, from Ancient Rome to COVID-19, Bulletin of the Atomic Scientists. Available at: https://thebulletin.org/2023/01/deadliest-pandemics/ (Accessed: 03 June 2023).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
Piret J, Boivin G. Pandemics Throughout History. Front Microbiol. 2021 Jan 15;11:631736. doi: 10.3389/fmicb.2020.631736. Erratum in: Front Microbiol. 2022 Sep 27;13:988058. PMID: 33584597; PMCID: PMC7874133.
Ditinjau Oleh : Andika Wirawan
Baca Juga:
Jenis-Jenis Skala Pengukuran,
Konsep Penularan Penyakit
Kupas dan Telisik Kode Etik Epidemiolog Kesehatan
Tinggalkan Komentar