Uji Validitas dan Reliabilitas dalam artikel akan dibahas 2 sub Pokok yaitu Validitas dan Realibilitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti seberapa akurat alat ukur dalam data pengukuran. Misalnya, jika seseorang ingin mengukur sebuah cincin, ia harus menggunakan timbangan emas. Sebaliknya, jika ingin menimbang, Anda harus menggunakan timbangan (Sabri & Hastono, 2014). Validitas mengacu pada sejauh mana tes mengukur apa yang seharusnya diukur.
Situasi yang ideal adalah situasi dimana ada beberapa kriteria eksternal untuk menilai alat ukur. Misalnya, jika dapat ditunjukkan bahwa kecemasan yang diukur pada satu skala berkorelasi lebih baik dengan beberapa yang dapat didefinisikan secara objektif dan hasil yang disepakati dari pada kecemasan yang diukur pada skala kedua, seseorang bisa mengatakan skala pertama lebih valid (Wassertheil-Smoller & Smoller, 2015)
Penentuan validitas instrumen (dalam hal ini kuesioner) dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing variabel dengan skor total. Suatu variabel (soal) dianggap valid jika nilai variabel berkorelasi signifikan dengan nilai total.
Teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment:
Keputusan Uji (Janna & Herianto, 2021) :
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung.
Nilai r tabel dilihat pada tabel r dengan menggunakan df = n- 2. Pada tingkat kemaknaan 5%
Unttuk mendapatkan hasil r hitung lakukan langkah-langkah berikut pada SPSS:
Nilai r hasil dapat dilihat pada kolom “Corrected item-Total Correlation”. Keputusan Masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel.
Ketentuan: bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.
Langkah selanjutnya melakukan analisis lagi dengan mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid. Lakukan prosedur/langkah seperti di atas pada SPSS dengan tidak mengikuti sertakan pertanyaan yang tidak valid hingga tersisa pertanyaan yang vali
Realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama. Misalkan seseorang ingin mengukur jarak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan dua jenis alat ukur.
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara :
Langkah-Langkah melakukan uji realibilitas pada SPSS sebagai berikut:
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai Alpha Cronbach mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika nilai Alpha Cronbach ≥ 0.700.
Janna, N. M., & Herianto. (2021). Artikel Statistik yang Benar. Jurnal Darul Dakwah Wal-Irsyad (DDI), (18210047), 1–12.
Sabri, R., & Hastono, S. P. (2014). Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Wassertheil-Smoller, S., & Smoller, J. (2015). Biostatistics and Epidemiology. In Biostatistics and Epidemiology. https://doi.org/10.1007/978-1-4939-2134-8
Ditinjau Oleh: Andika Wirawan
Baca Juga:
Riwayat Alamiah Penyakit
Mengenal Konsep Wabah dan KLB (Kejadian Luar Biasa)
Jenis-Jenis Skala Pengukuran
Tinggalkan Komentar